Jakarta (Harian.Co) Para ilmuwan di Nice mempelajari lebih dalam mengenai hilangnya kemampuan penciuman pasien covid-19. Mereka bekerja sama dengan pembuat parfum dari Grasse, kota penghasil wewangian terdekat, untuk diuji kepada pasien covid-19.
Beberapa wewangian dihasilkan seperti aroma mawar, melati, dan almond. Ilmuwan Alexandra Plonka kemudian menaruh wewangian tersebut di bawah hidung Evan Cesa, pasien Covid-19 berusia 18 tahun yang kehilangan indra perasa dan penciumannya.
Ia mengaku makan yang biasanya menjadi kebiasaan paling dinikmatinya berubah menjadi tugas untuk tetap hidup karena hanya terasa seperti mengunyah kardus.
Dalam penelitian, Cesa gagal mengenali aroma yang dihirup. Aroma melati benar-benar tak teridentifikasi. Ia juga keliru mengidentifikasi aroma lavender, cokelat, pir, dan mawar.
Hanya aroma almond yang dikenali, "Almond memiliki bau yang berarti bagi Anda. Sehingga bisa langsung mengidentifikasinya," kata Alexandra Plonka.
Sebelum pandemi, mereka menggunakan wewangian untuk diagnosis penyakit Alzheimer. Wewangian tersebut juga digunakan untuk menenangkan anak-anak korban serangan truk di Nice pada 2016 dalam proses pengobatan pasca-trauma.
Kini, Alexandra Polka bersama peneliti di Nice lainnya juga mengeksplorasi kemungkinan keluhan terkait penciuman pasien covid berhubungan dengan kesulitan kognitif seperti untuk berkonsentrasi.
"Yang kami harapkan adalah meningkatkan perawatan untuk membuatnya lebih luas dan mendapatkan kembali semua nuansa dan ingatan dari rasa dan bau yang terhubung bersama, " kata AurianeGros, manajer proyek ilmu saraf seperti dilansir AP.
Kerusakan dan perubahan penciuman menjadi hal umum pada seseorang yang terinfeksi virus corona. Karena itu, beberapa peneliti menyarankan tes penciuman yang murah dan sederhana guna melacak infeksi virus corona di negara-negara yang memiliki sedikit laboratorium.
Bagi kebanyakan orang, masalah penciuman bersifat sementara dan seringkali membaik dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Namun, sebagian kecil mengeluh tentang disfungsi yang terus-menerus walau gejala covid-19 lainnya sudah menghilang.
Tak sedikit pula yang melaporkan kemampuan merasa dan penciumannya hilang sebagian atau total enam bulan setelah infeksi. Bahkan sekarang, beberapa dokter mengatakan kasus kehilangan indra penciuman bisa mendekati satu tahun penuh. ***
Sumber: CNN Indonesia.com