Kivu (Harian.Co) - Adanya gunung emas di Kongo sejatinya bukan sesuatu yang baru di negara tersebut. Pasalnya Perserikatan Bangsa-Bangsa pun mengakui Kongo merupakan negara yang mempunyai kandungan emas yang tidak murahan.

Seperti dilansir dari HindustanTime, Tahun lalu, Kelompok Ahli PBB mengatakan bahwa provinsi Kivu Utara, Kivu Selatan dan Ituri memproduksi resmi lebih dari 60 kilogram emas artisanal pada 2019, namun mengekspor lebih dari 70 kg, menunjukkan produksi yang tidak dilaporkan secara besar-besaran pastinya tidak tercatat.

Pihak berwenang di Republik Demokratik Kongo harus mengumumkan larangan aktivitas penambangan setelah demam emas di provinsi Kivu Selatan menarik ribuan penggali ke lokasi tersebut.

Menteri pertambangan provinsi, Venant Burume Muhigirwa menyatakan bahwa penemuan biji emas di Luhihi menyebabkan demam emas, memberi tekanan pada desa kecil yang terletak 50 kilometer dari ibu kota provinsi Bukavu, menurut kantor berita Reuters.

Muhigirwa mengatakan, keputusan telah dikeluarkan pada hari Senin untuk menghentikan semua kegiatan penambangan di dalam dan sekitar desa. Baik penambangan, perdagangan emas , dan anggota angkatan bersenjata DRC diminta untuk meninggalkan lokasi tambang sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Penambangan emas artisanal umum terjadi di negara Afrika di mana penambang menggunakan alat-alat yang belum sempurna untuk mengekstraksi mineral. Muhigirwa mengatakan penghentian sementara kegiatan penambangan di daerah tersebut akan memungkinkan pihak berwenang untuk mengidentifikasi penambang artisanal untuk memastikan mereka terdaftar dengan benar di regulator pertambangan. ***

Sumber: Sindonews.com

Editor: Feri