Surabaya (Harian.co) — Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan, asesmen dilakukan untuk seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemkot mulai dari Eselon IV, III dan II.

Hasil dari asesmen itu kemudian menjadi rujukan mengisi kekosongan jabatan beberapa PD di lingkungan pemkot.

Dari asesmen itu, akan muncul siapa yang disarankan siapa dan yang tidak sarankan. Kalau yang (jabatan) kosong juga asesmen ini kita lakukan mulai dari staf," jelas' Eri di Balai Kota Surabaya, Minggu (05/09/2021).

Eri 'mengatakan ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh calon pemimpin tersebut. Pertama adalah pintar, mempunyai integritas dan moralnya bagus. Selain berintegritas, pemimpin itu juga harus memiliki jiwa leadership yang hebat.

"Kedua, jiwa kepemimpinan leadershipnya harus hebat, ketiga dia harus solutif mampu (solusional) dan keempat dia juga harus mempunyai kecepatan dalam menyelesaikan masalah atau punya komitmen," ujar Eri.

Di samping itu, Eri menyebut, bahwa seorang pemimpin itu juga harus rendah hati. Jika tidak demikian, kata Eri, otomatis dia tidak dekat dengan masyarakat dan tentu tidak tepat  memimpin

Terakhir, dia (pemimpin) harus punya loyalitas kepada pemkot. Aturannya dilaksanakan dan sebagainya. Enam (kriteria) ini, Insya Allah kita laksanakan asesmennya," kata dia.

Eri menyampaikan, supaya   bisa mengisi  jabatan strategis, pejabat  haruslah orang yang tepat dan ditempatkan di posisi yang tepat. Di samping itu, pemimpin juga dipilih karena bekerja berdasarkan dengan hati nurani

Jadi selalu saya sampaikan, pejabat itu harus the right man on the right place. Kedua, pejabat bekerja harus sesuai dengan hatinya," kata Eri yang dikutip awak media ini, Senin, 6 September 2021.

Ia menambahkan, terkadang terdapat pejabat pintar tapi sebetulnya tidak tepat ditempatkan di dinasnya dan lebih tepat memimpin di dinas yang lain,

Oleh karena itu, asesmen dilaksanakan supaya dapat menentukan apakah pejabat tersebut sudah sesuai dengan PD yang dibawahinya

satu misal, pintar tapi tidak cocok di dinas nya (misalnya). Oh cocoknya di dinas lain Nah, dari hasil asesmen itu akan terlihat nanti," papar dia.

Buat' Eri, seorang pejabat  dipilih bukan soal karena dekat dengan wali kota atau wakil wali kotanya.

Tetapi, yang terpenting dia pejabat adalah karena kedekatannya dengan masyarakat dan bisa menggerakkan ekonomi untuk kepentingan umat.

Jadi pejabat  bukan soal  karena dekat dengan saya, cidek (dekat) dengan wali kotane, bukan. Tapi yang bisa menjadikan dirinya dekat dengan masyarakat, yang bisa menggerakan ekonominya untuk kepentingan umat, itu akan jadi pemimpin. Dari mana netralnya? Ya dari asesmen tadi kelihatan," terang  Eri.

oleh sebab itu, Eri kembali menegaskan, bahwa asesmen dilakukan bersama dengan melibatkan lembaga independen.

Dari hasil asesmen tersebut akan muncul nanti siapa PNS yang disarankan atau tidak. Namun, ketika disarankan pun nantinya akan dilihat apakah dia juga cocok ditempatkan di dinas terkait.

Semuanya dari (hasil asesmen) nanti keluar nama -  nama yang disarankan dan tidak disarankan. Ketika yang disarankan pun nanti dilihat, seperti Eselon II, ya nanti asesmennya beda. Contoh , oh dia disarankan, nah ketika disarankan ini dia ditempatkan di (dinas) mana," ujar dia.

Apalagi, kata dia, kedepannya ada beberapa Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) baru di lingkungan pemkot.

Nah, ketika sudah berada di SOTK baru itu pejabat tersebut tidak tepat, maka otomatis akan dilakukan asesmen lagi

Karena  sekarang SOTK baru. Jadi SOTK baru kan kita lihat, oh dia tidak cocok di SOTK ini, ya diasesmen lagi," kata Eri.

Dengan demikian, Eri dapat memastikan pejabat yang dipilih karena bekerja sesuai dengan hatinya. Selain itu, pejabat tersebut dipilih bukan karena pintar atau dekat dengan wali kota atau wakil wali kota sehingga menjadi  kemudahan untuk mengisi dinas-dinas tertentu.

Sehingga keinginan saya benar-benar kelihatan, dia kerja dengan hatinya, bukan soal sekadar pintar," tutur Eri.

Ia mengungkapkan, bahwa asesmen akan dilaksanakan secara bergantian untuk Eselon II, III dan IV. Namun, karena jabatan Kepala PD paling dibutuhkan, maka terkait kekosongan pada Eselon II itu akan didahulukan asesmennya

"Nanti Insya Allah untuk kosong-kosong kita lakukan asesmen dahulu, Jadi kalau bisa di akhir September 2021 atau di minggu ketiga September itu kita sudah bisa mengisi (PD) yang kosong-kosong. Dari hasil apa pak? Ya tentunya dari hasil asesmen itu, jawab Eri. Semoga nanti bisa the right man on the right place," ungkapnya.

Pewarta: Okik
Editor: Alex