Bandung (Harian.co) — "Jika bicara wisata curug (air terjun) umumnya fikiran kita melayang pada suatu kawasan yang berada di pedesaan. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa kota Bandung sesungguhnya memiliki air terjun yang berada di kawasan Dago atas, sekitar 300 m dari terminal angkot Dago. Saya yang pernah kuliah di kawasan dago juga sempat merasa heran ketika diundang untuk berkunjung ke curug dago karena selama ini tidak tahu ada air terjun di Dago. Dan setelah dikunjungi ternyata lokasinya sangat dekat dari kota Bandung, jalan kako hanya sekitar 200m. Jadi sangat mudah untuk dijangkau," ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Minggu (17/10/2021).

Hal tersebut ia sampaikan di lokasi Situs Curug Dago yang menurutnya sebuah pemandangan yang sangat indah di tengah kota Bandung, karena suasananya sangat asri seperti di pedesaan. Pada kesempatan tersebut Tim DPP Prawita GENPPARI didampingi oleh Ketua DPD Prawita GENPPARI Kota Bandung ibu Charly Lolo, juga pemerhati pariwisata dan budaya pak Bambang.

“Hal lain dari keistimewaan curug dago ini adalah situs sejarah yang ada di lokasi tersebut, dimana ada petilasan Raja Thailand berupa dua prasasti atau batu tulis peninggalan sekitar tahun 1818-an. Menurut para ahli, kedua prasasti tersebut merupakan peninggalan Raja Rama V (Raja Chulalonkorn) serta Raja Rama VII (Pradjathiopok Pharaminthara) dari dinasti Chakri yang pernah berkunjung ke Dago. Itu sebabnya kedutaan Thailand juga memiliki atensi dalam pelestarian bukti sejarah ini. Bahkan batu tulis ini saat ini ditutupi oleh bangunan khas Thailand yang memang sengaja didatangkan dari Thailand," ungkap Dede menjelaskan.

Curug Dago ini memang unik dan menarik, karena merupakan perpaduan keindahan alam di tengah kota dan juga adanya konsep pelestarian situs sejarah. Suasananya sunyi dan tenang, rimbun di bawah hutan bambu yang asri. Beberapa kawasan di sini bisa dikembangkan untuk camping area, sekolah alam dan wisata edukasi.

Lokasi Curug Dago berada di daerah Bukit Dago yang masih termasuk kawasan Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda Dago. Namun mungkin karena minimnya promosi sehingga belum banyak diketahui masyarakat sehingga tingkat kunjungan wisata ke kawasan ini terbilang masih rendah. Alamat lengkapnya terletak di Desa Dago, Kecamatan Coblong, Bandung, Jawa Barat. Curug Dago ini memiliki ketinggian air terjun sekitar 15 meter dengan alirannya yang deras, berada di ketinggian 800 mdpl. Sementara aliran airnya berasal dari Sungai Cikapundung dan Maribaya. 

"Tantangan umum yang harus mendapat perhatian Pemerintah dan masyarakat setempat adalah kebersihan di aliran sungai. Sebab keindahan alam yang tampak agak terganggu dengan sampah – sampah yang berserakan. Kadangkala satu sama lain saling menyalahkan bahwa yang membuang sampah dari warga desa yang lain. Itulah sebabnya perlu duduk bersama seluruh tokoh masyarakat yang ada di aliran suangai tersebut. Kepala desa, para RW, para RT dan tokoh masyarakat yang lainnya perlu duduk bersama dalam mengatasi masalah sampah ini. Memang untuk menggugah kesadaran kolektif itu tidak mudah, tapi harus ada yang memulai. Prawita GENPPARI sudah memiliki beberapa pengalaman mengatasi masalah tersebut, dan semua bisa di atasi dengan terus mensosialisasikan program dan berkomunikasi dengan masyarakat. Tidak cukup satu kali, tapi harus terus dilakukan secara berkala," pungkas Dede.

(*)

Editor: Alex