Surabaya (Harian.co) — Peringati HPS Untuk Wujudkan Keluarga Sebagai Komunitas Berbagi Pangan Minggu, 07 November 2021, menjadi saat puncak bagi Paroki Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya, dalam merayakan Hari Pangan Sedunia 2021

Umat merayakannya dengan misa pada pukul 10.00 pagi, bersama Rm Hardo , Rm Yusuf, Rm Priyanto. dilanjutkan Lomba Memasak di Aula Paroki Tidak kurang dari 320 umat mengikuti misa dan berbondong-bondong menuju aula, tempat diadakannya perayaan HPS, dengan tetap menjaga prokes (Peduli Lindungi).

Dalam homilinya, Rm Hardo mengajak umat untuk mensyukuri karunia alam Indonesia yang kaya dengan hasil bumi antara lain berbagai tanaman sebagai makanan dan juga sebagai ramuan tradisional untuk mengobati penyakit.

Sebagian Panitia acara Tim PSE,KAJ Dan Prodiakon  mengenakan  pakaian  khas tradisional Jawa seperti , Udeng dan ,Blangkon serta  Kebaya, Lurik dan Batik dalam berbagai warna  nuansa Jawa yang cukup kental.

Sebagai wujud rasa tanggungjawab dan kepedulian kepada umat, Tim PSE, sebagai tim kerja yang “punya gawe” dengan merumuskan edukasi dan sosialisasi ini dengan mengadakan lomba memasak yang bertujuan untuk memasyarakatkan kembali makanan-makanan tradisional sebagai bahan pangan yang bisa menggantikan beras maupun nasi.

Masih Rm Hardo "Umat diajak untuk belajar dari pengalaman Bartimeus yang percaya akan kuasa Tuhan sehingga disembuhkan dari kebutaannya dan melihat Tuhan yang penuh kasih, lalu mengikuti-Nya. Semoga keluarga-keluarga di Paroki ini  pun dapat melihat kasih dan kemurahan Tuhan lalu mau saling berbagi sehingga semua orang mengalami kehidupan yang adil, sejahtera di dalam damai.

Artinya HPS "Selain memperingati bulan Oktober sebagai bulan Rosario, orang beriman kristiani di Indonesia bersama dengan masyarakat di seluruh dunia memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS), yaitu setiap tanggal 16 Oktober. Tanggal ini merupakan tanggal berdirinya Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO, Food and Agriculture Organization) didirikan pada tahun 1945. Pada Sidang Umum FAO ke-20, November 1976, di Roma, dicetuskan resolusi nomor 179 mengenai World Food Day (Hari Pangan Sedunia) dan ditandatangani oleh 147 negara anggota FAO. Sejak tahun 1981, negara-negara anggota FAO termasuk Indonesia mulai memperingati dan merayakan HPS dan memilih tema untuk setiap tahunnya yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan perhatian masyarakat internasional akan pentingnya penanganan masalah pangan baik di tingkat global, regional maupun nasional.

Ditambahkan dalam "Homilinya" Tekad dan niat untuk memperhatikan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dapat diwujudkan dengan meningkatkan kualitas gizi dari pemenuhan kebutuhan pangan kita, mulai dari komunitas kita yang paling kecil, yakni keluarga.

Ditengah Pandemi yang terjadi di seluruh Dunia yang menyebabkan terjadinya krisis diberbagai negara maka perayaan Hari Pangan Sedunia tahun ini mengambil tema “Our Actions are Our Future: Better Production, Better Nutrition, Better Environment and Better Life atau Tindakan kita", masa depan kita, untuk produksi, gizi, lingkungan dan kehidupan yang lebih baik (four betters).

Dalam kesempatan ini, Kardinal Ignatius Suharyo mengirimkan surat kepada seluruh umat katolik di Indonesia tentang memaknai Hari pangan Sedunia di tahun yang penuh tantangan ini.

Bagi Kardinal Ignatius Suharyo, Hari pangan sedunia menjadi waktu yang tepat bagi kita untuk merenung dan merefleksikan bahwa dengan berbagai berbagi dengan sesama maka akan menunjukkan Kebesaran Yesus Sang Imam terletak pada solidaritas-Nya dengan manusia, kecuali dalam hal dosa.

Rm Hardo berpesan agar kita terus bertumbuh semakin serupa dengan Yesus yang solider dengan kita manusia yang menaruh belas kasih dan setia kepada Allah yang mengakhiri Homilinya dengan menyanyikan lagu Kebangsaan bersama Umat.

Pewarta: Okik