Subang (Harian.co) — “Kita bisa berlibur kemana saja, terutama ke tempat – tempat yang dinilai mengasyikan dan sesuai dengan selera masing – masing. Sebagian mungkin ada yang menikmati wisata ke perkotaan, dan sebagian orang lagi mungkin lebih menyukai wisata ke pedesaan, terutama daerah yang memiliki pemandangan yang bagus dan udara yang segar. Salah satu model yang bisa dikembangkan dan ditawarkan ke para wisatawan adalah menikmati berkuda di perkebunan teh. Hal ini yang yang sedang dievaluasi oleh Prawita GENPPARI mengenai pemodelan dan kemasan daya tarik wisata berkuda ini," ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI di Subang, Selasa (04/01/2021).
Wisata berkuda memang bisa menjadi salah satu kegiatan seru yang bisa dilakukan saat liburan agar bisa menikmati sensasi berkeliling atau menunggangi kuda sambil menikmati keindahan alam dan kesegaran udaranya. Di setiap daerah mungkin memiliki lokasi – lokasi favorit yang dijadikan daya tarik spot wisata berkuda. Apalagi di setiap daerah di Indonesia ini, memang memiliki keunggulan masing – masing.
Selanjutnya Dede juga menjelaskan bahwa kuda secara spesifik memang bukan hewan peliharaan yang umum dipelihara di Indonesia, karena harganya yang mahal, perawatan yang tidak mudah serta membutuhkan lahan yang luas. Itulah sebabnya mengapa mamalia dari genus Equus ini jarang dipelihara. Oleh karenanya para wisatawan biasanya hanya bisa menaiki kuda yang disewakan di tempat-tempat wisata. Ungkapnya.
Lebih jauh Dede juga menjelaskan beberapa jenis kuda yang populer dan banyak dipelihara di dunia, misalnya kuda Arab. Kuda Arab merupakan salah satu ras kuda tertua. Sesuai dengan namanya, kuda ini berasal dari Semenanjung Arab. Diperkirakan, kuda ini memiliki garis silsilah hingga 3000 SM. Warnanya bervariasi dari hitam, putih, cokelat dan abu-abu. Kuda Arab sudah hidup berabad-abad dengan manusia, sehingga mereka menjadi hewan yang peka dan cerdas dalam berkomunikasi dengan penunggangnya.
Kemudian ada kuda Thoroughbred yang cocok sebagai kuda pacu. Kini, kuda thoroughbred menjadi kuda balap paling populer di wilayah Amerika Utara. Lalu ada juga kuda Morgan yang bisa dipakai sebagai kuda pacu, show jumping dan kuda tunggangan. Itulah sebabnya sering dipakai sebagai tunggangan untuk kavaleri (pasukan berkuda) di instansi militer.
“Sebenarnya bukan jenis kuda itu saja, karena ada beberapa jenis kuda lainnya yang sering dipelihara dan cukup populer di dunia. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk mendesain sebuah konsep khusus dalam budi daya kuda serta pemberdayaanya dalam konsep wisata sehingga memiliki nilai ekonomis bagi peternak atau pemeliharanya. Itulah sebabnya Prawita GENPPARI selalu konsisten dalam mengembangkan desain kepariwisataan di Indonesia," pungkas Dede.