Banyuwangi (Harian.co) – Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah lima besar penghasil kopi di Jawa Timur. Bahkan produksinya telah diekspor ke berbagai negara. Untuk kian mempromosikan kopi, Banyuwangi membuat Foto Kopi Festival, ajang lomba fotografi dunia kopi Banyuwangi. 

Diikuti ratusan fotografer dari kalangan milenial, para peserta berkompetisi memoret obyek kopi. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang menggabungkan kegiatan serta berkarya dengan lensa untuk mengangkat potensi kopi dari Banyuwangi. 

“Melalui kegiatan ini, pemkab ingin menggairahkan dunia fotografi di tengah masa pandemi Covid-19, sekaligus mempromosikan potensi kopi Banyuwangi,” kata Bupati Ipuk saat penyerahan hadiah kepada pemenang lomba di perkebunan kopi Kalibendo, Banyuwangi, Sabtu (19/02/2022).  

Ipuk menjelaskan data BPS menyebut Banyuwangi masuk lima daerah penghasil kopi terbesar di Jawa Timur. Dan menariknya, kata dia, kopi yang dihasilkan didominasi perkebunan rakyat.  

“Kopi Banyuwangi telah merambah pasar Eropa. Dan yang membuat saya lebih bangga, UMKM kopi di sini berkembang. Kopi Banyuwangi ini juga menjadi tuan rumah di daerahnya. Kafe dan warung kopi yang ada di Banyuwangi hampir semua menyuguhkan kopi Banyuwangi karena cita rasanya yang memang khas,” kata Ipuk.  

Dari kompetisi ini berhasil terkumpul 300 karya dari 185 peserta. Mereka mengikuti kompetisi yang terbagi dalam tiga kategori. Kategori penyajian/proses, landscape, dan still life. 

“Pandemi telah berdampak pada banyak sektor. Maka untuk kembali menggerakkan sektor-sektor yang terdampak maka perlu dilakukan cara-cara yang kreatif. Lewat kompetisi fotografi ini contohnya,” kata Ipuk.  

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda menjelaskan bahwa lewat kompetisi ini pemkab ingin berbagi cerita seputar kopi Banyuwangi lewat karya artistik yang dihasilkan oleh kalangan muda.

“Hasil jepretan para peserta harus menceritakan sebuah pesan tentang kopi. Bisa mulai dari pohon kopinya, proses pengolahan hingga produk kopi itu sendiri. Dengan kompetisi ini kami berharap dapat memberikan informasi dan narasi kopi Banyuwangi melalui bahasa gambar,” kata Bramuda. 

Sementara itu, salah satu juri kompetisi ini, Ahmad Zulkarnain yang biasa dikenal dengan Bang Dzoel mengaku sangat mengapresiasi karya-karya peserta yang masuk. “Ratusan karya yang masuk didominasi anak-anak muda. Saya nerharap, pemkab secara periodik menggelar kompetisi ini dengan tema-tema lain yang menarik,” kata Dzoel. 

Dari kompetisi tersebut, Harfi Yulian Bimantara yang mengusung foto “Nggoreng Kopai” menjadi jawara untuk kategori penyajian/proses. Harfi memotret warga Desa Kemiren Banyuwangi yang sedang menyangrai kopi secara tradisional. 

Kategori landscape diraih Imam Asadi dengan judul Memetik Kopi, dan Fikri Bakti Sosial dengan karya Rasio Takaran Penyajian Kopi menjadi jawara di kategori Still Life. 

Dalam kesempatan itu, juga diserahkan CSR dari Bank Jatim kepada pemkab berupa 23 unit gerobak sayur beroda untuk pedagang pasar dan 3 motor sampah.

Pewarta: Robby