Harian.co — Disamping kecerdasan yang harus terus diasah, masih ada lagi yang perlu dipelajari untuk dipraktekkan. Salah satunya terkait dengan akhlaq kita pada sesama. Bagi umat Islam tentu saja akhlaq Rosulullah Muhammad SAW harus dijadikan cermin dalam kehidupan sehari-hari, karena beliau penuh suri tauladan.
Salah satu akhlaq beliau yang perlu dijadikan contoh sebagai akhlaq yang mulia, tertera dalam cerita di bawah ini.
Alkisah dahulu kala ada seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al-Yamamah pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Nabi Muhammad ï·º.
Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah disandangnya, dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rasulullah tinggal. Dengan semangat meluap-luap ia mencari majlis Rosululloh, langsung didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya.
Tatkala Tsumamah datang, Umar bin Khattab yang melihat gelagat buruk pada penampilan orang tersebut mencegatnya, dan bertanya :
“Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik ?”
Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab:
“Aku datang ke negeri ini hanya untuk membunuh Muhammad !”.
Mendengar ucapan tersebut, dengan sigap Umar langsung memberangusnya. Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya kemudian dibawa ke masjid.
Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid, Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rosululloh.
Rosululloh segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu.
Setibanya di tempat pengikatannya, ROSULILLAH mengamati wajah Tsumamah baik-baik, kemudian berkata pada para sahabatnya:
“Apakah ada di antara kalian yang sudah memberinya makan?”
Para shahabat Rosul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan itu.
Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rosulillah untuk membunuh orang ini, namun seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Rosulillah.
Maka Umar memberanikan diri bertanya:
"Makanan apa yang anda maksud wahai Rosulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuhMu bukan ingin masuk Islam !”
Namun Rosululloh tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata:
"Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang itu”.
Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rosulillah. Setelah memberi minum Tsumamah, Rosululloh dengan sopan berkata kepadanya:
"Ucapkanlah Laa ilaha illa-Llah (Tiada Tuhan selain Alloh)."
Si musyrik itu menjawab dengan ketus:
“Aku tidak akan mengucapkannya!”.
Rosululloh membujuk lagi:
"Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain ALLOH dan Muhammad itu Rosul Alloh.”
Namun Tsumamah tetap berkata dengan nada keras:
"Aku tidak akan mengucapkannya"
Para sahabat Rosul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram terhadap orang yang tak tahu untung itu, Tetapi Rosululloh malah membebaskan dan menyuruhnya pergi.
Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang ke negerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada Rosululloh dengan wajah ramah berseri. Ia berkata:
"Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada ilah selain Alloh dan Muhammad Rasul Alloh.”
Rosulillah tersenyum dan bertanya:
“Mengapa engkau tidak mengucapkannya ketika aku memerintahkan kepadamu?”
Tsumamah menjawab:
“Aku tidak mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karena mengharap keridhoan Alloh Robbul Alamin.”
Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata:
“Ketika aku memasuki kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku meninggalkan kota itu, tiada seorang pun di muka bumi yang lebih kucintai melebihi Muhammad ï·º.”
Semoga cerita singkat di atas bisa menginspirasi amal perbuatan kita agar memiliki akhlaq yang indah seperti Rosulullah.
Oleh: Dede Farhan Aulawi