Harian.co — Sabtu, 04 September 2022 pukul 13.30 Wib Pemerintah Indonesia resmi mengumumkan kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan berlaku dengan harga baru pukul 14.30 WIB. 

Pertalit dari Rp 7.650/liter menjadi Rp 10.000/liter, solar subsidi dari Rp 5.150/liter menjadi Rp6.800/liter, pertamax no subsidi dari Rp 12.500/liter menjadi Rp 14.500/liter dalam hal ini pemerintah menggunakan bahasa penyesuaian harga BBM bukan menaikkan harga entah apalah bedanya rakyat pun tak tahu, yang pasti uang yang harus dikeluarkan untuk BBM perliternya sudah naik.

Saat Pemerintah Indonesia mengumumkan kenaikan harga BBM kebetulan saya duduk diwarung kopi, saat itu juga di Hp andoid saya melalu whatsapp masuk info terbaru kenaikan harga tiket travel, lalu kenaikan tiket kenderaan air seperti spedboad, kapal veri, lalu saya berpikir bukan pemerintah hanya mengumumkan menaikkan harga BBM kenapa ongkos tranfortasi jadi naik padahal pak Jokowi tak mengumumkan kenaikan ongkos transfortasi, celaka kalau begini?!

Lalu kawan-kawan yang sama sama ngopi dengan saya juga terlihat resah, mengeluh "wah tak cukup lagi uang belanja yang biasa dianggarkan untuk istri harus juga dinaikkan ini" lalu saya bertanya "emang Presiden jokowi juga mengumumkan kenaikkan uang belanja untuk istri dirumah?" sambil tersenyum tipis tapi miris.

Lalu minggu paginya 04 September 2022 saya kepasar membeli ikan, yah ikan juga ikut naik, sayur juga naik, bawang juga naik, gula juga naik, saya jadi semakin heran sambil mencari Informasi apakah Sabtu 03 September 2022 itu Pemerintah Jokowi juga mengumumkan kenaikan harga 9 bahan pokok? rasanya tidak ada pak Presiden hanya mengumumkan kenaikan harga BBM, lalu dengan agak kesal saya bertanya kepedagang ikan, mengapa harga ikan naik Pak, tidak naik pak kami hanya menyesuaikan, wah celaka kalau begini.

Yah...itulah fakta yang ada dimasyarakat hari ini paska Pemerintah Jokowi menaikkan  harga BBM apakah Pemerintah memikirkan persoalan ini?

Minyak itu seperti maknet yang mampu menarik apapun yang ada disekitarnya, yangbumumkan kenaikkan BBM tapi semua  kebutuhan jadi ikut naik, sekali lagi apakah Pemerintah memikirkan hal ini? 

Mungkin tak tahu dimana kausalitasnya akan ada suami istri yang bercerai berai karena BBM naik ini, berat-berat, fakta fakta inilah menjadi indikator apakah seorang pemimpin mampu menghasilkan public Policy yang pro rakyat dan bijaksana, sebab jika yang menjadi keluhan adalah besarnya beban APBN atas subsidi BBM dan bahwa subsidi hampi 70 persen tidak dinikmati oleh masyarakat miskin, lalu mengapa harga BBM yang dinaikkan mengapa tidak aturan main pembelian minyak saja yang di perbaiki pengawasannya,,entah!

Telor susu ikut naik saat ditanya mengapa ikut naik, kami hanya melakukan penyesuaian, itu perintah Pressiden, sesuaikan aja, celaka celaka kalau begini, tapi apalah daya rakyat hanya mengurut dada, tanda menyesuaikan kebijakan, lah dalah!

Penulis: Abdul Murat.S.IP (Pengamat keresahan Publik)