Harian.co — Sebuah desa yang bernama Przewodow wilayah Polandia terkena hantaman rudal buatan Rusia. Desa ini berjarak 6 km dari perbatasan dengan Ukraina. Peristiwa ini otomatis meningkatkan ketegangan di Eropa. Bahkan sekjen NATO dikabarkan langsung mengadakan pertemuan darurat.
Pertanyaannya adalah rudal tersebut ditembakkan oleh siapa ? Dan dengan tujuan (motif) nya apa? Hal ini sangat penting untuk diketahui sebelum medan pertempuran benar - benar meluas, bahkan berpotensi menimbulkan perang besar. Siapa yang diuntungkan jika perang besar terjadi? Yang pasti kehancuran dan hilangnya rasa kemanusiaan. Hal ini tentu tidak dikehendaki oleh siapapun.
Rudal yang dikabarkan jatuh di wilayah Polandia tersebut, terjadi setelah Rusia melakukan sekitar 85 serangan misil ke Ukraina. Termasuk ke Kyiv dan kota perbatasan dengan Polandia, Lviv.
Dalam konteks ini ada baiknya para pakar strategi pertempuran membaca, mempelajari dan menganalisanya sebagai pelajaran dalam psikologi pertempuran. AS dan NATO pada dasarnya telah menegaskan untuk tidak mengirim pasukan, meski membantu persenjataan Ukraina.
Akan tetapi dalam Pasal 5 tentang NATO, ada klausul yang menyatakan bahwa negara-negara NATO akan turun menyerang suatu negara bila salah satu anggotanya diserang.
Klausul ini tentu mengisyaratkan bahwa NATO akan terlibat pertempuran langsung dengan negara manapun jika salah satu negaranya, termasuk Polandia diserang. Sementara itu, Rusia juga sudah membantah kalau serangan itu dilakukan oleh pasukannya.
Disinilah pentingnya kemahiran scientific investigation untuk mengetahui siapa pelakunya, dan keputusan apa yang harus diambil pimpinan NATO. Dan di saat yang bersamaan pertempuran media dan informasi juga semakin gencar untuk saling menyerang, saling menyudutkan dan saling melemahkan psikologis pasukan. Media benar - benar diperankan untuk membentuk opini dunia tentang siapa subjek dan objek kekejaman, dan pada akhirnya harus mampu melahirkan simpati dunia.
Namun menurut beberapa sumber lain menyampaikan bahwa rudal yang jatuh tersebut ditembakkan oleh pasukan Ukraina, meskipun rudalnya buatan Rusia. Jika hal ini benar, maka dalam perspektif psikologi pertempuran, Ukraina bisa dinilai sudah kalah perang, atau setidaknya putus asa sehingga berupaya menarik pasukan dari negara lain untuk terlibat perang secara langsung. Harapannya tentu bisa memukul pihak yang 'dianggap musuh'. Istilahnya "memukul orang lain menggunakan pihak lain", atau disebut juga Strategi Kick the Ball to the Spectator (KBS) alias menendang bola ke penonton agar mereka marah, dan lapang bola jadi chaos.
"Mungkin tidak mampu memenangkan pertandingan, TAPI setidaknya tidak pulang sebagai pecundang"
Nampaknya jargon ini yang sedang dimainkan sambil menunggu kesempatan untuk menyerang ulang jika kalkulasinya pasti menang.
"Meraih mahkota tanpa harus terluka, cukup mainkan 'kata' dan 'media', selebihnya biar dunia yang bicara"
Oleh: Dede Farhan Aulawi