SUBULUSSALAM (Harian.co) — Baju Rompi Siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Subulussalam yang dibebankan kepada Wali Murid sebesar Rp. 75.000 per siswa menui protes.

Pasalnya, selain harga Baju Rompi tersebut terbilang cukup mahal, manfaatnya bagi siswa dan pendidikan juga tidak ada, bahkan dirasa membawa mudharat, siswa merasa panas lantaran baju sudah berlapis-lapis

"Kalau sesuai tidak masalah, ini Baju Rompi anak sekolah ini kok Sampek Rp. 75.000 harganya? Harga mahal, manfaatnya tidak ada, bahkan membawa mudharat bagi anak kami. kami menduga ini proyek Guru yang hanya memikirkan keuntungan sepihak," kata Wali Murid SD N 3 Subulussalam yang enggan menyebutkan namanya.

Sumber juga mengatakan bahwa pengadaan Baju Rompi tersebut tidak ada pemberitahuan sebelumnya kepada wali murid alias membuat kebijakan sendiri tanpa koordinasi.

Ia juga berharap persoalan ini agar mendapatkan teguran keras terhadap penyelenggaraan pendidikan di SD N 3 Subulussalam dari pihak terkait agar proses belajar mengajar di sekolah dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa tidak kemudian terganggu.

Belum lagi soal Uang Les kata sumber, sebesar Rp. 50.000 yang juga dibebankan kepada Wali Murid SD negeri 3 Subulussalam.

Saat dikonfirmasi Via WhatsApp kepada kepala Sekolah Dasar Negeri 3 Subulussalam Aswin, S. PdI., M.Pd. mengatakan bahwa pengadaan Baju Rompi yang dibebankan kepada Wali Murid sebesar Rp 75.000 tersebut sudah melalui rapat Wali Murid, demikian juga dengan biaya les sebesar Rp. 50.000 sudah dibahas dan disepakati bersama Wali Murid.

"Baju rompi sudah dirapatkan dengan wali murid kelas 1 waktu pendaftaran murid baru dan semuanya setuju, kemudian ada beberapa wali murid juga selain kelas 1 yang menginginkan anaknya memakai baju rompi dan memesannya melalui wali kelas masing masing," kata Kepala Sekolah SD N 3 Subulussalam Aswin. Senin (20/11/2023).

Ia juga mengatakan akan melakukan rapat bersama para Guru di SDN 3 Subulussalam yang mendidik sebanyak 450 siswa itu untuk membahas persoalan tersebut.

Terkait hal tersebut, media ini mencoba mengkonfirmasi via WhatsApp kepada kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subulussalam Sahrul Harahap namun tidak mendapatkan respon.

Pewarta: Satria Tumangger