BIMA (Harian.co) — "Motivasi belajar menjadi modal fundamental yang sangat penting bagi setiap pelajar guna mencapai prestasi terbaik dalam menggapai cita-citanya. Setiap orang pada dasarnya memiliki peluang yang sama, hanya saja karena motivasi dan ikhtiar yang berbeda, akhirnya hasilnya pun berbeda. Oleh karena itu, setiap pendidik seyogyanya menyelipkan motivasi-motivasi saat mengajar. Dan jangan lupa memberikan tauladan yang baik," ungkap Ketum DPP PRAWITA GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bima, Nusa Tenggara Barat pada hari Rabu (24/04/2024).
Hal tersebut ia sampaikan saat dirinya memberikan "Motivasi Pelajar Berprestasi dan Berkarakter Pancasila" yang dihadiri oleh ratusan siswa dan guru di kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Peserta terdiri dari siswa kelas 11 SMKN 3 dan SMAN 2 kota Bima.
Merubah mindset berfikir dalam belajar untuk menjadi siswa berprestasi dan berkolaborasi. Penekanan materi pada cara merubah karakter tawuran menjadi karakter persatuan, saling menghargai, toleransi dan beriman, serta bisa menghargai guru.
"Jangan pernah melakukan tawuran karena tidak ada manfaatnya sama sekali, bahkan hanya akan melahirkan bibit dendam dan budaya buruk di lingkungan pendidikan," tambahnya.
Selanjutnya, Dede juga menyampaikan bahwa saat ini ada fenomena yang perlu mendapat perhatian bersama, baik para pendidik maupun orang tua dimana rasa penghormatan murid terhadap guru semakin berkurang bahkan sebagian cenderung suka melawan sampai mengajak perkelahian dan tawuran.
Penghormatan terhadap guru semakin terkikis akibat berbagai hal, mulai dari kurangnya pendidikan moral, ketauladanan, pengaruh minuman ataupun pengaruh narkoba. Oleh karenanya, semua menjadi PR bersama untuk menggapai masa depan generasi emas yang gemilang.
Para siswa perlu diingatkan bahaya merendahkan guru dalam konteks keberkahan ilmu. Barang siapa merendahkan gurunya, maka Tuhan akan memberikan 3 ujian berat kepadanya;
1. Lupa akan apa yang telah ia hafal.
2. Tumpul lisannya (dalam menyampaikan ilmu).
3. Hidup miskin di akhir hayatnya.
Sehebat apapun kita jangan pernah menganggap guru kita rendah, itulah penyebab ilmunya tidak manfaat. Carilah guru yang benar-benar berilmu dan bisa dijadikan contoh yang baik.
"Jangan menganggap mbah google sebagai guru yang paling ahli ilmu agama dan ahli ilmu-ilmu umum lainnya, malah meninggalkan dan meremehkan guru-guru di masyarakat kita. Disinilah pentingnya penekanan pada akhlaq yang mulia dan berkarakter Pancasila untuk tetap teguh menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," pungkas Dede mengakhiri keterangan.
(*)