LOMBOK (Harian.co) — "Prawita GENPPARI sebagai organisasi pegiat wisata yang konsen dan konsisten dalam pengembangan potensi wisata di tanah air. Minat dan daya dorong pengabdian yang luar biasa, terus melakukan eksplorasi secara mendalam sampai ke lokasi-lokasi wisata yang dianggap ekstrim ditanah air. Salah satunya adalah ekspedisi ke puncak gunung Rinjadi yang terletak di Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat. Gunung Rinjani ini merupakan salah satu ikon dari Keindahan alam Indonesia. Tidak heran Rinjani menarik banyak wisatawan mancanegara untuk mendakinya dan melihat langsung keindahan yang sangat mempesona tersebut. Selain itu Gunung Rinjani merupakan salah satu spot terindah dan diincar oleh banyak fotografer karena medannya untuk mendaki terbilang sulit dan butuh persiapan yang matang. Dibutuhkan banyak persiapan dan perlengkapan untuk bisa mendaki dengan nyaman," ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Lombok, NTB pada hari Sabtu (18/05/2024).

Dede Farhan sendiri memiliki latar belakang sebagai pecinta alam yang memang menyukai keluar masuk hutan, dan naik turun gunung. Minatnya semakin tersalurkan saat dirinya aktif di organisasi pecinta alam SMAN 1 Tasikmalaya yang bernama PHIPETALA. Menurutnya, ketika mendengar Gunung Rinjani yang terbayang adalah keindahan gunung ini dan cerita-cerita seru selama pendakian, tidak heran Gunung Rinjani merupakan sebuah gunung yang esksotis dan sebuah ikon di Pulau Lombok, NTB. Gunung ini merupakan gunung api tertinggi ke-2 di Indonesia, setelah Gunung Kerinci di Tanah Sumatera.

Gunung Rinjani terletak di 3 wilayah kabupaten di Lombok, yakni Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur dan masih berstatus gunung api aktif sampai sekarang. Aktivitas Rinjani terakhir terjadi pada tahun 2010 yang melontarkan lava dan meterial vulkanik lainnya hingga area sejauh 5,5 km. 

"Saya dan Tim sudah sejak lama ingin sekali untuk mendaki Gunung Rinjani ini. Namun mengingat beratnya medan dan persiapan fisik yang membuat harus tertunda dan akhirnya datang juga kesempatan untuk mendaki Gunung Rinjani pada hari jum’at 17 Mei 2024. Alamnya yang kaya dengan keanekaragaman hayati, medannya yang menantang, serta panorama alamnya spektakuler menjadi rangkaian daya tarik dari gunung ini," ujarnya saat mengungkapkan kepuasan dalam pendakian ini.

Puncak Gunung Rinjani, panorama alamnya yang spektakuler serta medannya yang menantang adalah daya tarik utama bagi para pendaki gunung. Selain itu, di kawasan ini juga terdapat Danau Segara Anak, sumber mata  air panas berikut air terjunnya, sebagai daya tarik lainnya. Kawasan Rinjani menjadi habitat ragam flora dan fauna serta fenomena alam yang dapat menjadi sumber plasma nutfah dan sangat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan hingga penelitian.

Dari sisi flora, kawasan ini memiliki sejumlah flora endemik Nusa Tenggara, seperti Vernonia Albiflora, Vernonia Tengwalii dan beberapa jenis anggrek (Peristylus Rintjaniensis dan Peristylus Lombokensis). Sementara pada sisi fauna, selain menjadi habitat kawanan babi hutan (Sus Scrofa), kera abu-abu (Macaca Fascicularis), Lutung (Tracyphitecus Auratus Cristatus), Trenggiling (Manis javanica), Musang  Rinjani (Paradoxurus- Hermaproditus Rhindjanicus), Leleko atau Congkok (Felis Bengalensis Javanensis), Rusa Timor (Cervus Timorensis Floresiensis) dan Landak (Hystrix javanica).

Di sini juga terdapat beberapa jenis burung yang diantaranya adalah Punglor Kepala Hitam (Zootera Doherty), Koakiau (Philemon Buceroides Neglectus), Kakatua Jambul Kuning (Cacatua Shulphurea Parvula), Isap Madu Topi Sisik (Lichmera Lombokia), Punglor Kepala Merah (Zootera Interpres), Perkici Dada Merah (Trichoglossus Haematodus). Walaupun secara ketika pendakian kita jarang menjumpai hewan hewan ini, tetapi tercatat hewan hewan di atas masih ditemukan.

"Untuk pendaki yang ingin mencoba pendakian ini sebaiknya melakukan latihan fisik minimal 3 minggu sebelum kedatangan, agar stamina dan kebugaran saat mendaki benar-benar baik. Siapkan segalanya, dan anda pasti tidak akan menyesal saat melihat keindahan alamnya. Capeknya fisik akan terbayarkan, saat alam memanjakan mata dan memberi seribu jenis keindahan panoramanya," pungkasnya.

(*)