JAKARTA (Harian.co) — "Universitas Bakrie melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) khususnya kepada ibu-ibu PKK RW 02 Kelurahan Pancoran Jakarta Selatan dalam rangka mendukung tujuan nomor 12 dari 17 tujuan SDGs yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Sebagaimana dilansir Kementerian PPN/Bappenas, tujuan nomor 12 ini memiliki target diantaranya pada 2030 secara substansial mengurangi produksi limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali. Salah satu dari limbah rumah tangga yang berpotensi didaur ulang adalah minyak jelantah. Program PkM kali ini terkait pengumpulan limbah minyak jelantan warga dan mendaur ulangnya menjadi produk turunan yang berguna dan bernilai ekonomi berupa sabun cair cuci tangan dan lilin beraroma terapi dengan menambahkan ecoenzyme," ujar Dosen Teknik Lingkungan Universitas Bakrie Sirin Fairus di Jakarta, Kamis (06/06/2024).
Sampai saat ini, metode menggoreng bahan makanan adalah pilihan yang masih digemari bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun dari kegiatan menggoreng ini akan dihasilkan minyak jelantah sebagai limbahnya. Selama proses menggoreng, minyak dapat mengalami kerusakan fisika dan kimia.
Kerusakan minyak goreng dapat ditandai perubahan warna menjadi coklat sampai kehitaman. Kerusakan minyak goreng juga dapat ditandai oleh terbentuknya akrolein pada minyak goreng yang menyebabkan rasa gatal pada tenggorokan jika dikonsumsi. Minyak jelantah jika dibuang langsung ke saluran pembuangan, minyak dapat membeku dan menjadi lapisan-laporan tebal yang mengendap di dinding sistem saluran pembuangan. Fungsi saluran terganggu karena saluran tersumbat sehingga air dapat meluap ke luar saluran, ke dalam tanah, dan/atau jalan raya.
Di sisi lain, minyak jelantah dapat didaur ulang menjadi produk turunan yang mempunyai nilai ekonomis sepeti biodiesel, lilin aroma terapi, sabun cuci dan lain-lain. Tim PkM dari Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Bakrie yang terdiri dari Dosen, laboran dan mahasiswa menyelenggarakan program pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan pembuat lilin aromaterapi dan sabun cair cuci tangan.
Sebagai upaya nilai lebih dari kualitas dan fungsi produk-produk ini, maka digunakan juga ecoenzyme yang merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah atau limbah sayur-sayuran. Ecoenzyme yang ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong (Pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand) mempunyai banyak manfaat.
Berbagai link informasi menyatakan manfaat ecoenzyme antara lain sebagai deterjen, hand sanitizer, pupuk organik, pengusir hama, desinfektan, pel lantai, pembersih air, detoksifikasi, pestisida alami, pembersih kaca, air purifier dan lain - lain. Eco enzyme tidak mengandung senyawa kimia yang tidak bersahabat bagi manusia maupun lingkungan, sehingga penggunaannya relatif aman.
Sistem pengumpulan minyak jelantah warga di Kecamatan Pancoran sudah berjalan beberapa tahun. Apalagi dengan adanya Bank Sampah di Kelurahan warga semakin semangat mengumpulkan. Warga yang menyetor minyak jelantah akan mendapat kompensasi sebagai apresiasi tidak membuang minyak jelantah sembarangan dan ikut berpartisipasi dalam kelola minyak jelantah dengan bijak dan peduli kelestarian lingkungan.
Sebagai upaya menambah ketrampilan dan pengalaman baru, Tim PkM mengadakan pelatihan pembuatan lilin aormaterapi dari minyak jelantah dan ecoenzyme terhadap tim inti Ibu-ibu PKK RW 02 Pancoran dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 6 Juni 2024 di Laboratorium Teknik Lingkungan Terpadu Universitas Bakrie. Sebelumnya Tim PkM dibantu oleh beberapa mahasiswa telah uji coba laboratorium untuk membuat 14 varian untuk masing-masing lilin aromaterapi dan sabun cair dengan memasukkan unsur bahan minyak jelantah, kopi, essential oil dan ecoenzyme.
Kemudian 14 varian masing-masing 2 produk ini dilakukan uji sesori yang melibatkan 30 panelis untuk mendapatkan tingkat penerimaan terbaik. Uji sensori meliputi aroma, tampilan seni, tekstur, warna, bentuk, warna dan kestabilan nyala dan keseluruhan. Tampak masing-masing ibu-ibu PKK sangat semangat dan bebas berkreasi menghias lilin aromaterapi sesuai dengan keinginnya untuk mendapatkan tampilan terbaik. Masing-masing peserta membuat 3 bentuk lilin dan dapat membawa pulang 2 buah diantaranya.
"Outcome dari kegiatan PkM Universitas Bakrie ini adalah adanya komitment bersama antara ibu-ibu PKK RW 02 Kelurahan Pancoran dan warga untuk mengumpulkan minyak jelantah dari kegiatan memasak di rumah. Sebagian minyak jelantah akan akan dijadikan bahan produksi lilin aromaterapi dan sabun cair cuci tangan sehingga bernilai jual dan menambah pendapatan. Selebihnya, Tim Universitas Bakrie akan memonitor dan mengevaluasi selama masa pendampingan beberapa bulan kedepannya," pungkas Sirin Fairus mengakhiri keterangan.
(*)