PEKANBARU (Harian.co) — Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru, tahun ini masih berupaya menurunkan jumlah kasus tengkes atau stunting. Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilibatkan untuk mengejar target, dan membutuhkan anggaran hingga puluhan miliar untuk menurunkan jumlah penderita stunting.
Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, Pemko Pekanbaru berhasil menurunkan prevalensi tengkes secara drastis pada tahun lalu. Namun, pemkot harus mengucurkan anggaran hingga Rp42 miliar.
"Usaha penangangan stunting ini dijabarkan dalam 16 program dan 17 kegiatan dengan pagu sebesar Rp42,03 miliar. Usaha tersebut berhasil menurunkan angka prevalensi stunting dari 16,8 persen menjadi 8,7 persen," kata Indra Pomi Nasution, Senin (15/07/2024).
Ia menuturkan, upaya pencegahan tengkes dilakukan mulai dari remaja putri, calon pengantin (catin), ibu hamil, dan anak bawah lima tahun dengan berbagai program.
Pencegahan tengkes diawali dengan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil. Hal ini guna pencegahan anemia yang akan berdampak terjadinya kasus stunting baru.
"Dinas kesehatan juga melakukan pemeriksaan kesehatan serta edukasi terkait kesehatan reproduksi pada calon pengantin, melakukan skrining anemia pada remaja putri ibu hamil dan calon pengantin. Kemudian, pemberian mak anan tambahan pada ibu hamil dan balita untuk memenuhi kecukupan gizi," terang Indra Pomi.
Kemudian, pemeriksaan kesehatan ibu hamil dilakukan dengan USG di puskesmas. Pemberian imunisasi dasar lengkap pada balita. Promosi kesehatan secara masif di masyarakat.
Indra menyebut, pemerintah kota juga melakukan upaya penyehatan lingkungan dan menyediakan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan. Diskes juga memberikan pelatihan bagi para tenaga kesehatan (nakes) dalam penanganan kasus stunting.
"Dinas kesehatan juga telah menyediakan layanan serta rujukan untuk kasus stunting yang bekerja sama dengan rumah sakit pemerintah dan swasta," terangnya.
Ia menambahkan, sedangkan persentase tengkes Kota Pekanbaru saat ini 8,7 persen. Sementara, sat ini ada 221 balita stunting tersebar di 15 kecamatan.
(*)