PEKANBARU (Harian.co) — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, kembali mendapatkan laporan adanya satu daerah di Riau yang menetapkan status siaga darurat Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Dengan demikian, maka hingga saat ini sudah sembilan daerah di Riau yang menetapkan status tersebut. 

Kepala pelaksana BPBD Riau M Edy Afrizal melalui Kabid Kedaruratan Jim Gafur mengatakan, pihaknya baru saja mendapatkan laporan bahwa Pemkab Kampar baru saja menetapkan status siaga darurat Karhutla. Dengan Kampar yang sudah menetapkan status, maka tinggal tiga daerah lagi yang belum menetapkan status serupa. 

"Kampar baru saja menetapkan status siaga darurat Karhutla. Jadi tinggal tiga daerah lagi yang belum yakni Kota Pekanbaru, Kabupaten Kuantan Singingi dan Indragiri Hilir (Inhil)," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, sementara itu untuk delapan daerah lagi sudah mengesahkan penetapan status siaga darurat Karhutla yakni Kabupaten Kepulauan Meranti, Bengkalis, Siak, Pelalawan, Rokan Hulu (Rohul), Indragiri Hulu (Inhu), Rokan Hilir (Rohil) dan Kota Dumai.

"Karena itu kami mengimbau daerah yang belum menetapkan status untuk dapat segera menetapkan. Karena saat ini Karhutla sudah terjadi di seluruh daerah di Riau, apalagi daerah yang memiliki wilayah pegunungan yang sedikit dijangkau dengan jalan darat seperti Kuansing," ujarnya.

Sementara itu, untuk kondisi Karhutla, saat ini pihaknya masih melakukan upaya pemadaman di Kabupaten Inhil yakni di daerah Tempuling. Kemudian juga di Kabupaten Bengkalis, namun tinggal proses pendinginan.

"Untuk Karhutla saat ini cukup terkendali, apalagi sudah sempat terjadi hujan meskipun belum merata namun cukup membantu proses pemadaman dan pembasahan lahan," sebutnya. 

Meskipun Karhutla cukup terkendali, namun hingga saat ini pihaknya terus mengintensifkan patroli terutama dilokasi yang dinilai rawan Karhutla. Patroli dilakukan oleh tim darat dan juga udara dengan menggunakan helikopter.

"Patroli tetap kami laksanakan untuk memantau kondisi, jika terpantau ada Karhutla akan langsung dilakukan upaya pemadaman. Jika sumber air sulit, langsung dilakukan water bombing," katanya. 

(*)