GARUT (Harian.co) — Manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan, seperti kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan kecerdasan adversitas.

Pada kesempatan ini, saya coba jelaskan terkait kecerdasan spiritualitas yang berdampak pada sikap kerja yang produktif, disiplin, dan bertanggung jawab.

Kecerdasan spiritual sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, karena aspek spiritualitas bisa berdampak dalam membendung kemungkinan terjadinya perilaku yang kurang baik, kurang produktif maupun perilaku yang tidak bertanggung jawab.

"Kecerdasan spiritual ialah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh dengan dilandasi sebuah keyakinan akan adanya pertanggungjawaban nanti di hadapan Allah atas semua ucapan dan perbuatan yang kita lakukan," ujar Sang Motivator Dede Farhan Aulawi di Garut, Rabu (25/09/2024).

Hal tersebut ia sampaikan saat dirinya menyampaikan Kultum Bada Dzuhur di BNN kabupaten Garut. Dalam pembukaannya ia menyampaikan bahwa kultum bisa diartikan kuliah tujuh menit, kuliah tujuh belas menit, atau kuliah tujuh puluh menit, sehingga waktu bisa lebih leluasa.

Menurutnya salah satu contoh kecerdasan spiritual adalah senantiasa mengingat akan datangnya kematian yang bisa datang kapan saja, sehingga setiap insan manusia harus selalu mempersiapkan diri dengan baik untuk bekal di akhirat kelak. Orang senantiasa mengingat kematian, maka setiap ucap dan perbuatannya akan senantiasa terjaga. Termasuk bagaimana memanfaatkan waktu kerja dengan seefektif, seproduktif dan sebaik mungkin.

"Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian, dan selanjutnya akan ada proses pertanggungjawaban atas segala amal kehidupan ketika di dunia ini. Oleh karena itu, sebagai Muslim yang beriman, kita diminta untuk mempersiapkan diri menghadapi akhirat dan mampu mengaplikasikan pesan ini menjadikan seseorang sebagai mukmin cerdas, ikhlas dan bertaqwa," imbuh Dede.

Menurutnya, mukmin yang cerdas menjadikan akhirat di hadapan matanya dan di depan hatinya, sehingga mereka akan bersungguh-sungguh memperbanyak amal yang dapat membuat mereka berbahagia di sana, menyingkirkan penghalang yang dapat memberhentikan mereka dari melakukan perjalanan atau menghalangi mereka atau bahkan memalingkan mereka dari nya.

Mengetahui bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala Maha teliti terhadap apa yang mereka kerjakan, dimana amal mereka tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya dan tidak akan sia-sia serta diremehkan-Nya, maka yang demikian dapat membuat mereka semakin semangat beramal saleh, termasuk bekerja dengan produktif sebagai salah satu amal jihad di jalan Allah. Mereka tidak akan menyia-nyiakan waktu terbuang dengan percuma secara tidak produktif.

Marilah kita untuk senantiasa bersyukur dengan apapun yang kita miliki saat ini, dan juga untuk terus berusaha meningkatkan kualitas amal ibadah agar bisa lebih baik lagi, serta mengingat kematian agar langkah perbuatan kita senantiasa terjaga.

Mari kita renungkan berapa banyak teman-teman yang telah mendahului kita, sehingga saat waktunya tiba mungkin giliran kita yang akan menghadap-Nya. Oleh karenanya, persiapkanlah segala amal baik kita untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian yang pasti akan menjemput.

"Hidup ini penuh makna jika dijalani dengan kebaikan dan keingatan akan akhirat. Sebelum tiba waktunya, mari refleksikan perbuatan baik dan dosa yang kita lakukan, agar ada ikhtiar untuk terus memperbaiki diri," pungkasnya.

Di akhir ceramahnya, Dede pun mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas segala kreativitas dan inovasi kepala BNNK Garut dengan segala programnya dalam menjalankan amanah yang ada dipundaknya dalam mengemban tugas pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba.

(*)