BANDUNG (Harian.co) — "Jika kita bicara soal pariwisata, dikotomi persepsi ada dua hal yaitu pertama, pariwisata pedesaan yang banyak diminati oleh orang yang tinggal di perkotaan, lalu ingin menghirup udara segar pedesaan dan menikmati keindahan panoramanya. Kedua, pariwisata perkotaan yang banyak diminati oleh orang yang tinggal di pedesaan, lalu ingin menikmati berbagai fasilitas wisata buatan (umumnya) yang tidak ditemukan di pedesaan. Jadi setiap orang akan mencari sisi lain yang jarang ditemukan dalam kegiatan empiriknya. Inilah konsep dasar dalam merencanakan penatalaksanaan konsep pariwisata," ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Minggu (01/09/2024).

Hal tersebut ia jelaskan dalam obrolan ringan mengenai strategi pengembangan wisata perkotaan. Menurutnya, pariwisata perkotaan telah menjadi salah satu sektor yang berkembang pesat dan memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi di wilayah perkotaan dari sektor pariwisata. Dimana didalamnya menawarkan berbagai atraksi dan kegiatan yang menarik bagi wisatawan, seperti wisata budaya, wisata belanja, wisata kuliner dan lain - lain. Selain itu, pariwisata perkotaan juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat, seperti peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan investasi. Basis wisata perkotaan adalah kreativitas dan inovasi wisata buatan. Hal ini berbeda dengan di desa yang umumnya berbasis pada alam.

"Jadi pariwisata perkotaan dapat didefinisikan sebagai kunjungan wisatawan ke kota untuk tujuan rekreasi, meskipun ada yang bersifat rekreasi edukatif, atraktif, dan yang lainnya. Pariwisata perkotaan memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi karena dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan meningkatkan investasi. Selain itu, pariwisata perkotaan juga dapat meningkatkan citra kota dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat," tambahnya.

Selanjutnya ia juga menambahkan bahwa pariwisata perkotaan persaingan ketat dengan destinasi wisata lainnya, terutama untuk jenis wisata sejenis. Misalnya, Bandung salah satunya pernah sebagai tujuan wisata belanja sehingga banyak berjamuran berbagai factory outlet. Masing-masing FO ini tentu memiliki persaingan yang sangat ketat, meskipun pada akhirnya banyak FO yang berguguran sepanjang pandemi covid 19. Begitupun dengan perkembangan era digital saat ini, wisatawan memiliki akses yang lebih mudah untuk mencari informasi tentang destinasi wisata dan membandingkan harga dan fasilitas yang ditawarkan. Oleh karena itu, kota-kota yang ingin mengembangkan pariwisata perkotaan perlu memiliki strategi pemasaran yang efektif dan menarik untuk menarik minat wisatawan.

Kemudian Dede juga menjelaskan tentang optimalisasi teknologi dalam memainkan peran penting guna pengembangan pariwisata perkotaan. Situs web pariwisata seperti TripAdvisor dan Booking.com menyediakan informasi dan ulasan tentang destinasi wisata dan akomodasi di kota-kota besar. Pemasaran online melalui media sosial dan mesin pencari juga telah menjadi alat yang efektif untuk mempromosikan pariwisata perkotaan. Disinilah pentingnya para pengelola untuk memainkan peran influenser dalam mempengaruhi tingkat kunjungan para wisatawan melalui berbagai konten kreatif yang dibuatnya agar mudah dikenal dan menjadi daya tarik kunjungan.

Pemanfaatan teknologi dalam pariwisata perkotaan memiliki banyak manfaat. Pertama, teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan wisatawan. Misalnya, dengan menggunakan aplikasi perjalanan, wisatawan dapat dengan mudah mencari dan memesan akomodasi dan transportasi. Selain itu, teknologi juga dapat meningkatkan pengalaman wisatawan dengan menyediakan informasi dan rekomendasi yang relevan tentang atraksi dan kegiatan di kota-kota. Selain itu, teknologi juga dapat meningkatkan efisiensi operasional dan pemasaran bagi penyedia layanan pariwisata perkotaan.

Tak lupa, Dede juga mengingatkan akan pentingnya partisipasi masyarakat adalah dalam pengembangan pariwisata perkotaan guna meningkatkan pemahaman dan dukungan mereka terhadap industri pariwisata. Ada banyak contoh inisiatif pariwisata perkotaan berbasis masyarakat, seperti homestay yang dikelola oleh masyarakat setempat, tur yang dipandu oleh masyarakat setempat, dan kerjasama antara pelaku pariwisata dan masyarakat setempat dalam pengelolaan destinasi wisata. Termasuk di dalamnya, berbagai upaya dalam melestarikan kearifan lokal dan budaya guna memberikan pengalaman dan kenangan terindah bagi wisatawan. Ada banyak contoh inisiatif pariwisata perkotaan yang melestarikan kearifan lokal dan budaya, seperti festival budaya, pasar tradisional, dan museum yang memamerkan warisan budaya kota.

"Dengan demikian, pariwisata perkotaan memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi. Namun, pengembangan pariwisata perkotaan juga menghadapi berbagai tantangan. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Selain itu, pengembangan pariwisata perkotaan juga perlu memperhatikan keberlanjutan, pelestarian budaya, dan partisipasi masyarakat. Dengan mengadopsi pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, pariwisata perkotaan dapat menjadi sumber pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat," pungkasnya.

(*)