TASIKMALAYA (Harian.co) — Berbicara pariwisata Indonesia merupakan subjek bahasan yang takkan pernah habis untuk dibicarakan. Potensinya sangat besar, jumlahnya sangat banyak dan tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Namun sayang pengelolaannya belum optimal sehingga hanya sebagian daerah saja yang tampak maju dalam tata kelola kepariwisataannya.
"Sebagian besar tampak masih tertidur pulas, dan sebagian sudah mulai terbangun serta sebagian lagi sudah mulai tersadar dan segera melakukan penataan. Ada banyak permasalahan yang dihadapi, hanya saja yang paling penting tentu terkait SDM kepariwisataan," demikian disampaikan oleh Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Tasikmalaya, Sabtu (19/10/2024).
Hal tersebut ia sampaikan setelah dirinya menjadi salah satu narasumber kepariwisataan yang dilaksanakan oleh Yayasan Baraya IKA 86 SMPN 2 Tasikmalaya di hotel Ramayana pada tanggal 19 Oktober 2024.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Yayasan Asep Wecky menyampaikan bahwa Pelatihan SDM Pariwisata di Destinasi Wisata ini dilakukan dalam rangka membekali para insan pariwisata untuk terus memperkuat SDM-nya agar mampu menyajikan tata kelola destinasi wisata dengan pelayanan yang baik. Kualitas pelayanan yang baik ini, pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan para pengunjung alias wisatawan sehingga mampu meningkatkan jumlah kunjungan.
Pada kesempatan tersebut, Dede juga menyampaikan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu prioritas pengembangan yang keberadaannya diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi kegiatan ekonomi masyarakat. Pembangunannya perlu dikembangkan karena merupakan alternatif dalam penerimaan devisa, memperluas kesempatan kerja, dan memperkenalkan aspek seni dan budaya Indonesia yang sangat beragam. Dalam pembangunannya diupayakan adanya pemerataan kunjungan wisatawan ke seluruh objek wisata yang ada di setiap daerah, termasuk kota dan kabupaten Tasikmalaya yang memiliki daya pikat kepariwisataan sangat menarik.
Menurutnya, Indonesia punya potensi pariwisata yang luar biasa besar. Namun SDM pariwisata punya kekurangan yang harus segera diperbaiki untuk bersaing secara global, misalnya penguasaan bahasa asing terutama Inggris, teknologi informasi (IT), kreativitas maupun manajerial. Ini yang jadi masalah utama daya saing kepariwisataan Indonesia. Padahal potensi pasar sangat terbuka lebar, baik untuk pasar wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara. Untuk itulah dirinya sangat mengapresiasi dari upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh teman-teman baraya IKA 86 ini sebagai bentuk konkrit dari upaya dan partisipasi warga dalam memajukan pariwisata Indonesia, khususnya potensi kepariwisataan yang ada di Tasikmalaya.
"Satu hal yang sering dilupakan dalam memajukan pariwisata, adalah penguasaan strategi dan manajemen pemasaran pariwisata. Pemasaran dapat diartikan proses manajemen yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan kepariwisataan untuk mengidentifikasi wisatawan-wisatawan yang mereka pilih baik yang aktual maupun potensial. Jadi pemasaran merupakan salah satu hal pokok yang harus dilakukan untuk mengembangkan pariwisata. Salah satu pengertian pemasaran adalah suatu kegiatan yang maksudnya untuk mempengaruhi, menghimbau wisatawan potensial sebagai konsumen agar mengambil keputusan-keputusan untuk mengadakan perjalanan wisata, yaitu aneka produk kepariwisataan yang ditawarkan," imbuh Dede.
Produk wisata adalah segala hasil dari pelayanan yang bisa dinikmati oleh pengguna produk keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dari sampai kembali kerumah. Produk wisata merupakan gabungan dari beberapa komponen antara lain Atraksi suatu daerah tujuan wisata, Fasilitas dan amenitas yang tersedia, serta Aksesibilitas ke dan dari daerah tujuan wisata. Termasuk didalamnya berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dari setiap pengelola wisata agar tumbuh kepuasan yang positif (Positive Diskonformation Expectation).
Selanjutnya ia juga menjelaskan terkait kualitas pelayanan, yaitu suatu tindakan yang dilakukan guna memenuhi keinginan pengunjung / wisatawan akan suatu produk/jasa kepariwisataan yang mereka butuhkan. Tindakan ini dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada setiap wisatawan yang datang, dan mereka bisa menjadi marketer lepas dalam memberitakan berbagai kepuasan yang mereka kunjungi. Hal ini otomatis akan menjadi pemasar gratis yang menyebar melalui berbagai platform media. Adapun dasar pelayanan yang baik, bisa dilakukan dengan cara :
- a.Pusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan
- b.Berikan pelayanan yang efisien
- c.Naikkan harga diri pelanggan dan jangan mengabaikan
- d.Bina hubungan baik dan harmonis dengan pelanggan
- e.Berikan penjelasan dan informasi sebaik mungkin
- f. Ketahuilah apa keinginan pelanggan
- g.Jelaskan pelayanan apa saja yang bisa diberikan oleh pengelola objek wisata
- h.Alihkan tugas pada yang lebih mampu bila tak mampu melayaninya sendiri.
"Jika hal tersebut bisa dilakukan secara masif dan berkesinambungan, maka SDM kepariwisataan di Tasikmalaya akan siap melakukan pelayanan yang prima kepada setiap pengunjung objek wisata. Pada akhirnya semua itu akan melahirkan kepuasan dan tentu akan menyebar menjadi informasi dan cerita yang bisa menambah citra positif objek wisata. Pada akhirnya pengunjung akan meningkat, dan objek wisata akan semakin maju," pungkas Dede.
(*)