DUMAI (Harian.co) — Kantor Camat Mandau di Jalan Sudirman Mandau Air Jamban hari itu, Selasa (22/10/2024) pagi tampak ramai. Belasan petugas berseragam safari dan Satpol PP serta kepolisian sudah siaga menunggu kedatangan Pejabat sementara Bupati Bengkalis Drs Akhmad Sudirman Tavipiyono MM, MA.
Orang nomor satu di Kabupaten Bengkalis baru dilantik sebulan lalu ini rupanya melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pemerintah Kecamatan Mandau untuk melihat dari dekat proses pembuatan Batik Mandau yang sudah tersohor di seantero negeri daerah berjuluk "Kota Terubuk' ini.
Nama Batik Mandau mulai dikenal luas masyarakat umum sejak di Tahun 2021. Batik dengan mengusung motif unggulan berupa pompa angguk atau Rod Pump yaitu alat penyedot minyak bumi ini diproduksi emak emak tergabung dalam Tim Penggerak PKK Kecamatan Mandau dibawah pembinaan Camat Mandau Riki Rihardi S.STP, M.Si dan Ketua PKK Dewi Asdinar Rihardi S.Sos, M.Si.
Pjs Bupati Bengkalis Tavip terlihat antusias mendengar penjelasan cara pembuatan Batik Mandau dari seorang pengrajin bernama Juana yang sedang melakukan pengecapan motif kain sebagai proses awal membuat batik.
Disebut proses awal karena setelah pengecapan ini yang memakan waktu lebih kurang 30 menit, kain kemudian dilakukan canting atau alat tradisional Jawa digunakan untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam. Canting merupakan alat pokok dalam membatik dan menentukan apakah hasil pekerjaan itu disebut batik atau bukan.
Motif pompa minyak ini merupakan suatu ciri khas bahwa Bengkalis itu banyak sumur minyak bumi. Gambar pompa minyak ini yang membedakan motif Batik Mandau dengan batik lain diluar Riau.
"Corak ini yang membedakan kita dengan batik diluar Riau. Sangat berbeda corak pompa minyak ini dan tidak ada di daerah lain," kata Pjs Tavip.
Melihat semangat pengrajin batik ini membuat Bupati Tavip optimis ibu ibu akan terus meningkatkan kemampuan membatiknya dan mengembangkan keterampilan untuk bisa aktif memproduksi kain batik secara konsisten.
Karena ada pendampingan Pertamina Hulu Rokan, maka pejabat bupati yang menjabat hanya 2 bulan ini berharap agar pengrajin batik dibantu pemasaran dengan konsep yang bisa menjangkau pasar luar atau lebih melebar ke kancah nasional.
"Harapan pemerintah, kita dimanapun bekerja itu untuk kesejahteraan masyarakat. Ibu ibu yang terlibat dalam produksi batik ini akan terus kita dorong untuk meningkatkan keterampilan membatik dan memperluas wawasan lagi kedepannya. Dukungan Pertamina diharap juga bisa memperluas jaringan pemasaran batik mandau ini," sebut Bupati Tavip.
Direktur Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil pada Direktorat Jendral Pencatatan pada Direktorat Jenderal Pencatatan Sipil Kemendagri ini meminta ibu ibu pembatik lebih giat lagi berkarya memproduksi batik khas Mandau Kabupaten Bengkalis ini karena bisa meningkatkan perekonomian keluarga dan mengharumkan nama daerah.
Pendampingan PHR dirasakan Bupati Tavip sangat membantu pengrajin batik dan menambah semangat dalam mengembangkan keterampilan karena dibantu peralatan dan pelatihan membatik.
"Semoga batik mandau ini terus berkibar dan makin dikenal banyak lapisan masyarakat. Kami sampaikan juga apresiasi tinggi untuk PHR yang terus mendampingi pengrajin dalam berkarya hingga ke pemasaran," demikian Pjs Bupati Bengkalis Drs Akhmad Sudirman Tavipiyono MM, MA.
Dalam kesempatan itu, pria berkacamata ini juga melihat galeri batik pusat penjualan cinderamata hasil karya ibu ibu PKK dan masyarakat yang menghasilkan produk karya sendiri beraneka macam.
Galeri ini memanfaatkan salah satu bangunan di komplek perkantoran Pemcam Mandau, dan untuk fasilitas perabotan atau lainnya seperti meja kasir, rak dan aksesoris lain dibantu penuh oleh Pertamina Hulu Rokan.
Sejumlah produk lokal dipamerkan di galeri ini, diantaranya, aneka batik berbagai corak dengan kemasan menarik, oleh oleh berupa makanan ringan, buket bunga, kerajinan tangan seperti tas, sepatu, kain alas kaki, kemudian lukisan, batik ecoprint dan bed cover bercorak batik.
Juana Semangat Berkarya Karena Semua Mendukung
Saat tengah melakukan pengecapan batik ke sehelai kain, Juana (48) bersama dua rekan lainnya menggunakan alat canting untuk menempelkan pola atau corak batik yang diinginkan.
Mengecap batik pada kain ini menurut Juana ialah proses awal membuat batik. Untuk pengecapan ini bisa menghabiskan waktu lebih kurang setengah jam karena di proses inilah ditentukan corak mana yang mau dipakai.
Juana juga memamerkan motif batik khas Mandau, yaitu pompa angguk dan tagline Pemerintah Kabupaten Bengkalis Bermasa atau Bengkalis Bermarwah Maju dan Sejahtera.
"Ada 30 corak batik yang kita pakai untuk Batik Mandau ini. Kami setiap hari memproduksi paling banyak 10 helai, tapi apabila ada pesanan maka agak disesuaikan dengan kebutuhan," kata Juana kepada wartawan media ini.
Diawal membuat batik ini, diakui Juana bahwa dukungan Camat Mandau Riki Rihardi dan Ketua PKK Dewi Asdinar Rihardi sangat membantu ibu ibu PKK mempelajari lebih jauh cara membuat batik.
Kelompok pembatik yang awalnya belasan orang kaum perempuan ini kemudian dibawa ke Jogyakarta untuk belajar dan berlatih dengan support penuh Camat Riki dan istri.
Dukungan Pemcam Mandau dan PKK dirasakan Juana bersama kawan kawan pengrajin batik sebagai menjadi motivasi kuat untuk lebih meningkatkan karya dan produksi batik
Juana hanya seorang ibu rumah tangga ini sekarang sudah menjadi pengrajin batik dengan penghasilan sekitar Rp2 juta perbulan. Dia merasa bersyukur bisa aktif dalam kegiatan produksi batik ini dan keluarga juga sangat mendukung penuh.
"Alhamdulillah secara ekonomi keluarga sangat terbantu dengan kegiatan membatik ini karena ada penghasilan bulanan. Untuk jam kerja kami tidak terlalu repot dan keluarga sangat mendukung," ungkap Juana lagi.
Dijelaskan dia bahwa pembuatan batik ini melalui beberapa tahapan. Setelah pengecapan, kain kemudian dilakukan pewarnaan oleh ibu ibu pengrajin menggunakan alat canting dengan bahan berupa water glass dan memakan waktu lebih kurang 60 menit sejam.
Selanjutnya, tahapan terakhir proses kain batik selesai dicap dan diwarnai adalah penglorotan alias pengeringan di tempat terbuka.
"Sejak kami didampingi PHR produksi batik terus meningkat berkat bantuan peralatan, pelatihan dan bahkan banyak juga pesanan dari mereka. Kepedulian Pertamina Hulu Rokan ini menambah semangat untuk terus berkarya," sebut Juana.
PHR Fokus Menambah Wawasan Batik
Sementara, Dosen Politeknik Negeri Bengkalis selaku mitra pelaksana PHR, M Afridon ST, MT secara intens melakukan pendampingan kepada kelompok pengrajin Batik Mandau yang terus menerus mengembangkan keterampilan dan produksi batik.
Penugasan mendampingi Batik Mandau ini selain dengan menyerahkan sejumlah alat perlengkapan membatik berupa canting dan lainnya, PHR juga membantu pemasaran dan managemen pengelolaan keuangan dari penjualan batik.
Dukungan PHR, lanjutnya, dimulai sejak Tahun 2023 dengan bantuan peralatan, kemudian di Tahun 2024 melengkapi fasilitas galeri pusat penjualan "Batik Mandau" dengan mempercantik isi ruangan dan rak rak lainnya.
Dalam galeri ini dipajang berbagai macam batik, diantaranya, Batik Cap, Batik Tulis, Batik Ecoprint dan Batik Sibori.
"Kami rencanakan tahun depan pengrajin batik diberi pelatihan batik dan studi banding ke tempat tempat kerajinan batik yang terkenal untuk menambah wawasan," kata Afridon.
Menurut dia, kebutuhan produksi Batik Mandau ini harus dipenuhi dan dilengkapi agar semakin banyak kelompok pengrajin batik berkarya. Kemudian, membantu pengepakan kerajinan tangan warga setempat dan batik agar lebih menarik dan branding.
Sejak mendampingi ibu ibu pembatik ini, Afridon merasakan semangat luar biasa memproduksi batik dan tidak cepat puas dengan keberhasilan sekarang, karena ingin terus belajar menambah keilmuan tentang dunia batik.
"Semangat kami juga sama dengan ibu ibu pengrajin batik ini agar Batik Mandau lebih dikenal luas lagi dengan corak berciri khas daerah Bengkalis. PHR berkomitmen untuk memajukan batik ini demi kebaikan semua terlibat dan meningkat kesejahteraan pelaku batik," demikian Afridon.
Pewarta: Abdul Razak