BANGLADESH (Harian.co) — Pesawat termasuk moda transportasi yang banyak diminati karena memiliki kecepatan tinggi, bebas hambatan, tidak melelahkan dan biaya relatif terjangkau. Namun demikian, pesawat juga wajib memenuhi berbagai persyaratan dan regulasi guna menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan.

"Ada jam-jam tertentu dimana pesawat wajib masuk ke bengkel, atau istilahnya Maintenance, Repair and Overhaul (MRO). Persyaratan untuk MRO juga tentu tidak mudah, baik menyangkut kelengkapan prosedur, sertifikasi dan lisen, fasilitas hanggar dan permesinan/ peralatan, kompetensi SDM, dan lain-lain," ujar Pemerhati Penerbangan Dede Farhan Aulawi di Cox’s Bazar Bangladesh, Selasa (11/02/2025).

Hal tersebut ia sampaikan saat dirinya melakukan supervisi instalasi engine Dart 7 setelah dilakukan overhaul di pesawat Fokker Bismilah Air di kota Cox’s Bazar, Bangladesh. Ia juga menceritakan lamanya waktu penerbangan yang hampir 8 jam dari Jakarta ke kota Dhaka ibukota Bangladesh. Lalu melanjutkan penerbangan sekitar 1 jam lagi ke kota Cox's Bazar yang merupakan kota pelabuhan, pusat pariwisata, dan kantor pusat distrik di wilayah tenggara Bangladesh.

Cox's Bazar terkenal akan pantainya yang natural dan terpanjang di dunia. Letaknya berada 150 km di sebelah selatan Chittagong. Perbaikan dan instalasi memenuhi semua ketentuan persyaratan yang ditetapkan, diantaranya dengan merujuk regulasi PART-66 Aircraft Maintenance Licence, AIR NAVIGATION ORDERS (AIRWORTHINESS) yang dikeluarkan oleh CIVIL AVIATION AUTHORITY, BANGLADESH.

Pada kesempatan tersebut iapun menjelaskan bahwa jumlah pesawat Fokker F27 (Cargo and military variants) yang masih dioperasikan di dunia saat ini jumlahnya sangat limitatif, sehingga MRO-nya pun sudah sangat sulit karena dinilai tidak ekonomis dan kesulitan memperoleh spare part, khususnya untuk engine Dart 7. Sementara MRO itu merupakan perusahaan perawatan dan perbaikan pesawat/ engine pesawat yang bersifat High Regulation, High Investment, dan High Risk.

"Turboprop adalah jenis mesin pesawat yang pembangkitnya menggunakan turbin gas untuk menggerakan baling-baling. Mesin turboprop umumnya digunakan pada tipe pesawat subsonic dengan kecepatan rata-rata 500 knot atau setara dengan 926 km/jam. Model Fokker F27 dimulai pada 1950-an sebagai pengganti pesawat Douglas DC-3 Dakota. Produksi dengan mesin rancangan kembar Rolls-Royce Dart serta kabin untuk 28 penumpang," tambahnya.

Selanjutnya ia juga menambahkan bahwa sebelum di instal ke pesawat, engine Dart 7 tersebut sebelumnya sudah di overhaul dengan engine flow process-nya, adalah disassembling, cleaning, inspection (serviceable, repairable, scrap). Setelah melakukan perbaikan atau penggantian komponen, lalu seluruh engine tersebut di re-assembling. Selanjutnya engine di test performance-nya di fasilitas engine test cell. Jadi engine sebelum dikirim ke customer, harus melakukan proses pengujian power acceptance test terlebih dahulu.

"Power acceptance test adalah pengujian untuk mendapatkan hasil kelayakan engine untuk beroperasi dengan parameter yang meliputi putaran (speed), daya (shaft horse power), aliran bahan bakar (fuel flow), specific fuel consumption, temperature. Tahapan dalam power acceptance engine meliputi engine shipping, engine installation on test bed, prior to start check in control room, test check for tester and principal tester. Kemudian dilakukan engine test general dengan urutan compressor washing, test oil circulation, fuel and oil leaks, ground idle, running in/power acceptance engine (dengan parameter speed, shaft horse power, fuel flow, specific fuel consumption, dan temperature). Selanjutnya dilakukan acceleration and decelaration, vibration survei, oil consumption test, test bed calibration," tambahnya.

Tahap berikutnya, dilakukan engine receiving condition check untuk diserahkan kembali ke customer. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa engine Dart 7 MK 534-2 dikatakan layak terbang dengan parameter SHP telah mencapai batas minimal yaitu 1880 SHP dan Temperatur serta Specific Fuel Consumption-nya tidak melebihi batas maksimal yang telah diizinkan yaitu 790°C dan 0.68500pph/Hp, dengan nilai efisiensi pada saat kondisi take off yang didapat adalah 27.8% dan nilai tersebut dikatakan masih efisien menurut standar. Dengan demikian, dapat diputuskan bahwa engine Dart7 MK 534-2 layak untuk terbang atau dalam kategori Acceptance untuk beroperasi.

"Perlu diketahui juga bahwa banyak negara yang mengklaim diri sebagai produsen pesawat terbang, tetapi engine pesawatnya hanya dikuasai oleh segelintir perusahaan, atau tepatnya 'dimonopoli' oleh tiga perusahaan saja. Mesin jet ini kemudian banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan pembuat pesawat udara seperti Boeing (AS), Airbus (Eropa), Embraer (Brasil), Bombardier (Kanada), Shukoi (Rusia), Comac (China), Cesna (AS), Fokker (Belanda), hingga ATR (Italia). Boeing maupun Airbus sendiri kerapkali membebaskan pembeli pesawatnya untuk memilih sendiri mesin jet yang akan digunakan. Itu sebabnya, meski banyak pesawat yang beredar dengan jenis yang sama seperti Airbus A330 maupun Boeing 737, namun memiliki mesin yang berbeda-beda," pungkasnya.

(*)